Tentang Bisnis Networking
Bisnis Networking adalah jaringan konsumen loyal. Dasarnya adalah sebuah sistem dagang yang disebut PROSUMEN. Yaitu penjualan dari produsen langsung ke konsumen. Tanpa melewati rantai distribusi seperti grosir dan retail atau toko. Jika selama ini kita membeli produk di supermarket, maka pelaku networking akan membeli produk di tokonya mitra. Kemudian dia mengajak orang lain untuk juga membeli produk di toko mitra itu. Dia mendapat bonus sekitar 10% dari jumlah omset yg dihasilkan oleh grup yg dibangun sesuai sistem. Selama orang itu belanja maka dia akan terus mendapat bonus itu. Kemudian orang yg puas dengan produknya itu juga akan mengajak orang lain. Begitu seterusnya bisnis berkembang dari mulut ke mulut. Di Amerika Serikat, 20% dari milyardernya berasal dari bisnis networking ini.
Bisnis networking merupakan pengembangan konsep prosumen, diawali dengan direct selling atau penjualan langsung, kemudian berkembang menjadi Multi Level Marketing atau MLM dan terakhir menjadi Network Marketing atau Networking.
Yang menarik dari bisnis networking adalah terbuka untuk semua orang tanpa kecuali. Asal orang itu mau belajar utk bisa menerapkan sistemnya. Maka sistem itu yg nantinya akan bekerja melindungi aset anda. Karena semua orang bisa masuk dengan mudah tanpa syarat apapun, maka jauh lebih banyak yg kemudian tidak mengerjakan dibanding mereka yg mengerjakan.
Bisnis Networking ini akan saya ulas lebih banyak, karena bisnis ini merupakan satu satunya kesempatan bagi orang seperti saya dulu (tidak punya keahlian bisnis, tidak punya modal dan usia sudah pertengahan dg tanggungan banyak sehingga tidak berani ambil resiko bangkrut).
Kabar buruknya, Anda hanya bisa bergabung dg sebuah bisnis networking jika ada orang yg mengajak Anda. Akibat perjalanan dari mulut ke mulut itulah, bisnis networking menjadi sosok yg menakutkan bagi sebagian besar orang, karena kita lebih banyak mendengar informasinya dari ORANG YG GAGAL.
Bisnis networking selalu berhubungan dengan sebuah produk. Jika tidak ada produk, hanya memainkan uang dalam sebuah sistem tertentu, maka itu disebut permainan uang atau money game. Di banyak negara, money game dinyatakan illegal. Tetapi di Indonesia masih banyak yang melakukan praktek money game dengan segala macam bungkus. Bisa berupa investasi uang dengan hasil fantastis seperti POMAS dulu dan sekarang Pandawa. Bisa juga investasi di agrobisnis dengan hasil yang juga fantastis, seolah olah mereka bisa menjual dengan harga berlipat dibanding harga pasar. Jaman dulu ada QSAR (Qurnia Subur Alam Raya) yang bisa menjual kubis 6 ribu per kilo, padahal di pasar maksimal hanya seribu. QSAR jatuh karena cashflow yang terlalu cepat, sehingga pembayaran investor lama dan setoran dari investor baru tidak seimbang. Padahal sumber uang untuk investor lama ya berasal dari uangnya investor baru, bukan dari hasil penjualan produk. Memang ada penjualan dari produk tetapi tidak setinggi seperti yang dikatakan.
Apa yang dialami QSAR menjadi pelajaran pelaku money game yang lain. Sekarang mereka membuat masa tunggu investasi yang lebih lama, mulai asuransi, reksadana, tabungan biasa sampai agrobisnis dengan masa tunggu cukup lama. Cirinya sama seperti money game dan investasi abal abal lain, yaitu menggunakan tokoh masyarakat, pejabat, penghargaan pemerintah dan isu isu emosional, seperti agama, lingkungan, nasionalisme dan lain lain. Sesuatu yang seharusnya tidak ada di sebuah investasi yang benar, karena uang tidak memiliki sekat sekat, nasionalisme maupun agama. Arab Saudi yang yang menjadi kiblatnya umat Islam di Indonesia, menempatkan uangnya bukan di negara Islam. Sebagian besar uang petrodollar itu disimpan di Amerika, China dan Jepang. Uang adalah uang, sebuah alat pembayaran.
0 Response to "Tentang Bisnis Networking"
Post a Comment